.breadcrumbs{padding:0 5px 5px 0;margin:0 0 5px;font-size:11px;border-bottom:1px dotted #ccc;font-weight:normal} Islam Mosque
Badaris Cengkareng. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Sabtu, 18 Agustus 2012

Doa Untuk Orang Sakit

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.... Segala puji hanya kepunyaan Allah, Shalawat dan salam dilimpahkan kepada kunjungan Nabi besar Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam, tiada lagi Nabi sesudahnya.

Alhamdulillah  Badaris Cengkareng masih diberi kesempatan untuk posting yang insya ALLAH berguna buat kita semua .. Kali ini tentang
Doa Untuk Orang Sakit.

Aisjah r.a. berkata : adanya Nabi Salallahu Alaihi Wasalam jika didatangi oleh orang yang mengeluh sakit atau luka, Maka Nabi Salallahu Alaihi Wasalam meletakkan jari telunjuknya ke tanah dan diludahi sedikit, kemidian diusapkan kepada apa yang dirasakan sambil berdoa :
 

BISMILLAHI TURBATU ARDLINA BIRIQOTI BA'DLINA YUSYFA SAQIMUNA BI'IDZNI ROBBINA  

(Dengan nama Allah tanah kami dengan ludah setengah dari kami, semoga disembuhkan orang sakit ini dengan izin Allah). (HR. Bukhari, Muslim.)

Aisjah r.a. berkata : adalah Nabi Salallahu Alaihi Wasalam berziyarah kepada salah seorang keluarganya yang sedang sakit maka ia mengusap-usap si sakit dengan tangan kanannya sambil membaca :
 

Allahumma Robbannas, Adz-hibil ba'sa isyfi antasy-syafi la syifa'a illa syifa'uka syifa'an la yughadiru saqoman  

(Ya Allah Tuhan dari semua manusia, hilangkan segala penyakit, sembuhkanlah, hanya Engkau yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan kecuali dari padaMu, sembuh yang tidak dihinggapi penyakit lagi). (HR. Bukhari, Muslim).

Anas r.a. berkata kepada Tsabit : Sukakah aku menjampi kau dengan jampi Rasulullah..? Jawab Tsabit : Baiklah. Maka Anas membaca
 

Allahumma Robbannas Mudzhibal-bas, isy fi antasy-syafi, la syafiya illa anta syifa'an la yughadiru saqoman  

( Ya Allah Tuhan semua manusia, yang menghalaukan segala penyakit, sembuhkanlah, hanya Engkau yang menyembuhkan, tiada yang menyembuhkan kecuali Engkau, sembuh yang tidak dihinggapi penyakit lagi). (HR. Bukhari)

Ibn Abbas r.a. berkata : Bersabda Rasulullah : Siapa yang menjenguk/menengok orang sakit yang belum tiba ajalnya, kemudian dibacakan do'a ini tujuh kali, pasti Allah menyembuhkannya dari itu penyakit. Yaitu : 

Asalullahal adhim, robbal arsyil adhim an-yasyfiyaka 7x. .  

(Aku mohon kepada Allah yang Maha Agung. Tuhan yang mempunyai arasy yang besar, semoga Allah menyembuhkan engkau) (HR. Abu Dawud, Attirmidzy dan Alhakim).

Ibn Abbas r.a. berkata : Rasulullah menjenguk kepada orang badwi, dan biasa Rasulullah jika menjenguk pada orang sakit berkata :
 

La Ba'sa Thohurun Insya Allah.  

(Tidak apa-apa semoga penyakit ini menjadi pencuci dari dosa-dosa Insya Allah). (HR. Bukhari).

Demikian Rasulullah menuntun supaya masing-masing orang dari ummatnya dapat menjampi dirinya sendiri, dan mengadakan hubungan langsung kepada Allah dalam segala hal.


Sekian post kali ini.. Semoga bermanfaat dan bisa kita amalkan.. Dan mendapat ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala.. Amin..


Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh..

Kamis, 16 Agustus 2012

M. Quraish Shihab Menjawab tentang: Menyegerakan Berbuka Puasa dan Mengakhirkan Sahur

Tanya:
 
Kita mengetahui bahwa menyegerakan berbuka puasa dan memperlambat sahur adalah anjuran agama. Pertanyaan saya adalah: Apakah kita harus menunggu selesainya adzan Maghrib baru kemudian berbuka puasa, ataukah kesegeraan itu mengundang kita untuk berbuka, walau adzan yang dikumandangkan belum selesai? Selain itu, apakah begitu datang waktu imsak kita harus segera berhenti makan, atau masih bolehkah kita makan sampai beberapa detik sebelum masuk waktu Subuh?


Quraish Shihab Jawab:

Memang benar, Rasululloh saw. bersabda, “Alloh berfirman, “Yang paling Kucintai dari hamba-hamba-Ku (yang berpuasa) adalah yang paling cepat berbuka puasa’” (HR. at-Tirmidzi)

Begitu matahari terbenam, seseorang yang berpuasa dianjurkan untuk berbuka puasa dengan memakan beberapa biji kurma atau meneguk air tanpa harus menunggu selesainya adzan. Sebab, waktu berpuasa adalah terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari dan bukan selesainya adzan. Dengan demikian, jika sesorang merasa yakin bahwa matahari telah terbenam, maka dia hendaknya segera berbuka puasa. Bahkan sang muazin pun sebaiknya meneguk air sebelum mengumandangkan adzannya. 

Memang, boleh jadi, ada sebagian orang yang menduga bahwa berbuka puasa hendaknya dilakukan setelah adzan selesai dengan alasan bahwa disunahkan bagi orang yang mendengar adzan untuk mengulangi kalimat-kalimat yang dikumandangkan oleh muadzin. Jika seorang muadzin mengucapkan kalimat “Alloohu Akbar, Alloohu Akbar,” Maka orang yang mendengarnya pun mengucapkan kalimat yang sama. Demikian pula halnya dengan kalimat-kalimat adzan lainnya. Hanya saja, ketika muadzin mengucapkan kalimat “Hayya ‘ala ash-shalah” dan “Hayya ‘ala al-falah,” setiap orang yang mendengarnya mengucapkan kalimat “Laa Haula wa laa quwwata illaa billaah.” Sekali lagi, boleh jadi, ada yang menduga bahwa karena mengulangi dan menyambut kalimat-kalimat azan hukumnya sunnah, maka berbuka puasa hendaknya dilakukan setelah adzan selesai dikumandangkan. Tetapi, pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Apalagi, dalam madzab Hanbali, ditegaskan bahwa anjuran mengulangi dan menyambut kalimat-kalimat adzan hanyalah ditujukan kepada mereka yang diajak untuk menunaikan sholat, sementara mereka yang berpuasa diajak untuk berbuka puasa, dan bukan untuk mengerjakan sholat, dengan adzan itu. Bukti menunjukkan bahwa Rosululloh saw. berbuka puasa terlebih dahulu, baru kemudian mengerjakan sholat.

Amalan beliau itu adalah manifestasi dari menyegerakan berbuka puasa. Selain itu, dalam pandangan beberapa madzab, ditegaskan bahwa menyambut kalimat-kalimat adzan tidak dianjurkan bagi mereka yang sedang sibuk dengan persoalan-persoalan keagamaan dan bahkan tidak dianjurkan bagi mereka yang sedang makan. Karena itu, Anda tidak harus menunggu selesainya adzan, baru kemudian berbuka. Tetapi, berbukalah dengan beberapa biji kurma atau tegukan air, atau makanlah manisan, dan baru kemudian Anda mengerjakan sholat. Setelah selesai sholat, Anda dapat melanjutkan makan. 

Imsak juga demikian. Kita dianjurkan untuk memperlambatnya. Hanya saja, karena kekhawatiran jangan sampai fajar telah menyingsing dan seseorang masih makan, maka imsak disyaratkan. Namun, bila Anda dapat yakin bahwa subuh belum tiba, Anda masih bisa makan, minum, atau merokok sampai beberapa detik sebelum datangnya subuh. Pada masa Rasululloh saw., Adzan dikumandangkan dua kali — Pertama oleh Bilal bin Rabah dan kedua oleh Ibnu Ummi Maktum. Rosul saw. bersabda, “Sesungguhnya bilal mengumandangkan adzan dan saat itu masih malam. Maka, makan dan minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan. Dia seorang buta dan baru mengumandangkan adzan bila diberitahukan kepadanya, ‘Sudah subuh, sudah subuh.’” Hadits ini diriwayatkan penyusun al-Kutub as-Sittah (Enam Kitab Hadits Sahih), kecuali Abu Dawud.

Sekali lagi Anda boleh makan setelah waktu imsak, selama belum masuk waktu subuh. Namun, berhati-hatilah dan jangan terlalu mengandalkan jam atau suara muadzin. Sebab, dikhawatirkan jam Anda atau muadzinnya terlambat. Walloohu a’lam.

Counter

Pengikut

Jadwal Shalat

Kalender Islam