Cobaan hidup macam ragamnya,
Kehilangan harta : Dirampok/ditipu/Bangkrut/kecelakaan dll
Kehilangan istri,anak : Ditinggal mati/Cerai/dimusuhi dll
Kehilangan kedamaian : Diancam orang/dikianati/Dihina/ketakutan dll.
Untuk menghadapi cobaan hidup perlu keimanan yang kuat agar kita kuat menjalani cobaan ini.
Keimanan yang perlu kita pegang teguh bahwa :
1. Allah swt telah menggariskan/mentakdirkan kepada kita garis2 perjalan
yang harus kita lalui baik ato buruk. Dan kita tinggal menjalaninya
saja. Allah sebagai Dalang dan kita hanya sebagai Wayangnya, tiada
kekuatan yg ada pada diri kita.
2. Allah tidak akan membebenani sesuatu cobaan yg diluar kemampuan kita,
jadi bila Allah mencobakan sesuatu kepada kita yakinlah bahwa kita
mampu menjalaninya.,TIDAK MUNGKIN ANDA SELAMANYA BEGINI…BADAI PASTI BERLALU.
3. Allah berjanji : Allah akan mengganti 1 yang hilang dari milik kita,
dengan ganti yang lebih baik dari sebelumnya. Janji Allah adalah
HAK/BENAR.
4. Allah akan menolong kepada orang-orang yang menuju kepadaNya.
KUNCI DARI COBAAN HIDUP ADALAH SABAR DAN IKLASH
Semoga dipahami, bahwa kita ini hanyalah Hamba yang lemah dan tunduk atas kehendak Allah swt.
Fungsi doa saat menghadapi cobaan hidup :
-Doa bisa menahan efek negatif dari cobaan tsb, memberikan solusi yang tak terduga menuju jalan keluar dari masalah.
Sesuatu yang telah terjadi (Takdir) tidak bisa ditahan oleh doa, tapi
efeknya hanya bisa diredam. Misal : Bila anda kehilangan rumah akibat
terbakar, doa tidak bisa mengembalikan rumah itu seperti semula tapi
dengan doa rumah yang terbakar akan diganti dengan yang lebih baru dan
lebih baik.
DOA SAAT KITA MENGHADAPI COBAAN HIDUP
1.Bacalah " Hasbunallah wa Ni’mal Wakiil " sebanyak2nya
2. Lakukan Sholat hajat 2 rokaat setelah Isya
3. Baca doa ini setelah Sholat hajat.
**Lakukan amalan ini selama anda memerlukannya
Allahumma innaka ta'lamu sirri wa 'alaniyati , faqbal
ma'zirati, wa ta'lamu hajati, fa'tini su'li, wa ta'lamu ma fi nafsi,
fagfir li zunubi.
Allahumma inni as'aluka imanan da'iman yubasyiru qalbi, wa yaqinan sadiqan hatta a'lama annahu la yusibuni illa ma katabta li, wa raddini bima qasamtahu li ya arhamar-rahimin. Anta waliyyi fid-dun-ya wal-akhirah, tawaffani musliman wa alhiqni bis-salihin.
Allahumma la tada' lana fi maqamina haza zanban illa gafartah, wa la hamman illa farrajtah, wa la hajatan illa qadaitaha wa yassartaha, fayassir umurana, wasyrah sudurana, wa nawwir qubulana, wakhtim bis-salihina a'malana.
Allahumma inni as'aluka imanan da'iman yubasyiru qalbi, wa yaqinan sadiqan hatta a'lama annahu la yusibuni illa ma katabta li, wa raddini bima qasamtahu li ya arhamar-rahimin. Anta waliyyi fid-dun-ya wal-akhirah, tawaffani musliman wa alhiqni bis-salihin.
Allahumma la tada' lana fi maqamina haza zanban illa gafartah, wa la hamman illa farrajtah, wa la hajatan illa qadaitaha wa yassartaha, fayassir umurana, wasyrah sudurana, wa nawwir qubulana, wakhtim bis-salihina a'malana.
Artinya:
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa yang aku rahasiakan
dan apa yang aku ungkapkan, maka terimalah kelemahanku. Engkau Maha
Mengetahui hajat keperluanku,maka kabulkanlah permohonanku. Engkau Maha
Mengetahui apapun yang terkandung dalam hatiku, maka ampunilah dosaku.
Ya Allah, aku ini mohon pada-Mu iman yang tetap yang melekat terus dihati . Keyakinan
yang sungguh-sunnguh sehingga aku dapat mengetahui bahwa tiada suatu
yang menimpaku selain dari yang Engkau tetapkan bagiku.Jadikanlah aku rela terhadap apapun yang Engkau tetapkan padaku.
Ya Allah, janganlah Engkau tinggaklan kami dari dosa pun kecuali Engkau
mengampuninya, tiada suatu kesusahan hati, kecuali Engkau
melapangkannya, tiada suatu hajat keperluan kecuali Engkau penuhi dan
mudahkan,
maka mudahkanlah segenap urusan kami dan lapangkanlah dada kami,
terangilah hati kami dan sudahilah semua amal perbuatan kami dengan amal
yang saleh.
Sumber dan renungan
Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir berkata bahwa maksud “hasbunallah” ialah Allah-lah yang mencukupi segala urusan mereka. Sedangkan “al wakiil“, kata Al Faro’ berarti orang yang mencukupi. Demikian pula kata Ibnul Qosim. Sedangkan Ibnu Qutaibah berkata bahwa makna “al wakiil” adalah yang bertanggung jawab (yang menjamin). Al Khottobi berkata bahwa “al wakiil” adalah yang bertanggung jawab memberi rizki dan berbagai maslahat bagi hamba.
Dalam tafsir Al Jalalain disebutkan makna dzikir di atas ialah Allah-lah
yang mencukupi urusan mereka dan Allah-lah sebaik-baik tempat bersandar
dalam segala urusan.
Syaikh As Sa’di dalam kitab tafsirnya memaparkan, “Maksud ‘hasbunallah‘ adalah Allah-lah
yang mencukupi urusan mereka dan ‘ni’mal wakiil’ adalah Allah-lah
sebaik-baik tempat bersandar segala urusan hamba dan yang mendatangkan
maslahat.”
Syaikh Al Imam Al ‘Arif rahimahullah berkata bahwa dalam hadits di atas
adalah isyarat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada para
sahabatnya agar mereka rujuk (kembali) pada Allah Ta’ala, bersandar
pada-Nya, sadar bahwa tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari-Nya.
Kalimat “hasbunallah” adalah tanda bahwa hamba benar-benar butuh
pada Allah dan itu sudah amat pasti. Lalu tidak ada keselamatan kecuali
dari dan dengan pertolongan Allah. Tidak ada tempat berlari kecuali pada
Allah. Allah Ta’ala berfirman,
“Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. ” (QS. Adz Dzariyat: 50) (Bahrul Fawaid karya Al Kalabadzi)
Allah-lah Yang Mencukupi anda , bukan mahluq...!!
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 3)
Al Qurtubhi rahimahullah menjelaskan pula tentang surat Ath Tholaq ayat 3 dengan mengatakan, “Barangsiapa yang menyandarkan dirinya pada Allah, maka Allah akan beri kecukupan pada urusannya.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa menyandarkan diri pada sesuatu, maka hatinya akan dipasrahkan padanya” (HR. Tirmidzi).
barangsiapa yang menjadikan makhluk sebagai sandaran
hatinya, maka Allah akan membuat makhluk tersebut jadi sandarannya.
Maksudnya, urusannya akan sulit dijalani. Hati seharusnya bergantung
pada Allah, bukan pada makhluk. Jika Allah menjadi sandaran hati, tentu
urusan akan semakin mudah.
Doa panjang diatas adalah doa nabi Adam.as saat turun ke bumi, dimana
saat itu beliau merasa cobaan yg didapat hingga beliau terusir dari
surga adalah Takdir yang Allah swt tentukan untuk beliau dan manusia.
Dari Aisyiah berkata : " Setelah nabi adam
diturunkan ke bumi oleh Allah, lalu ia minta ampun dan melakukan tawaf
mengelilingi ka’bah kemudian Sholat 2 rokaat dan membaca doa tsb diatas.
Kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya .
“ Wahai Adam, aku ampuni dosamu. Dan barang siapa saja diantara muridmu yg berdoa kepadaKu dengan doamu ini niscaya Ku ampuni dosanya dan aku hilangkan kedukaannya dan aku hindarkan dia dari kefakiran dan kemiskinan. “.
“ Wahai Adam, aku ampuni dosamu. Dan barang siapa saja diantara muridmu yg berdoa kepadaKu dengan doamu ini niscaya Ku ampuni dosanya dan aku hilangkan kedukaannya dan aku hindarkan dia dari kefakiran dan kemiskinan. “.
RENUNGKAN ....SUDAH BERAPA KALI TUHANMU MELEPASKANMU DARI KESULITANMU SEBELUMNYA
SEMOGA BERMANFAAT,MAAF BILA ADA KEKURANGAN.
Source : Kaskus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar